Oleh: M. L. Aldila * Tulisan kali ini saya dedikasikan untuk situasi bangsa yang belakangan kian mencekam terhitung sejak penyelenggaraan pilpres 2019 dimulai. Bahwa perpecahan di tengah masyarakat bagi saya sudah mulai masuk ke fase yang mengkhawatirkan. Sebelum lebih jauh tenggelam dalam tulisan ini, izinkan saya memberikan disclaimer terlebih dahulu. Tulisan ini barangkali akan sedikit menyinggung anda apabila anda merupakan fanatik garis keras terhadap isu agama, calon presiden tertentu atau bagi anda yang tidak mampu menerima pendapat orang. Sebab setiap ide yang tertuang dalam tulisan ini murni didorong dari alam bawah sadar saya, anda sangat boleh sependapat dengan ide tersebut atau justru tidak sama sekali.
0 Comments
Oleh: Muhammad L Aldila
Menulis tentang Soeharto artinya juga menulis tentang basis kroni-kroni nya. Maka izinkan saya menulis tentang organisasi yang 'penuh tipu muslihat' ala soeharto terlebih dahulu. Partai berlambang beringin alias partai Golkar merupakan partai warisan dari kandung rahim Orde Baru. Pada jaman jayanya partai ini selalu dimenangkan dengan 'menghalalkan' segala cara apapun. Sekali lagi, apapun. Sila tanya orang terdekat anda yang pernah hidup pada zaman orde baru. Bahwa pada setiap pemilu partai ini selalu menang diatas 70 persen. Sehingga pemilu pun identik dengan formalitas-konstitusional belaka. Tugas dari partai ini sederhana. Adalah memberikan label halal atas semua tindakan Soeharto mulai dari 'pembangunan', swasembada pangan, penggundulan hutan, pembantaian, hingga korupsinya. *oleh: Muhammad L Aldila
Dilahirkan dan dibesarkan di ibukota indonesia memang memberikan banyak keuntungan bagi saya. Tentu bukan keuntungan macam bisa mengunjungi lantai surga alexis seperti yang acap disebut-sebut dalam konflik kalijodo yang lalu. Bukan. Tapi keberuntungan bahwa segala isu tentang jakarta merupakan isu terseksi yang selalu bisa dijadikan pemantik diskusi di setiap warung kopi. Meskipun sudah beberapa tahun belakangan ini saya tidak merasakan persis bagaimana perkembangan demi perkembangan ibukota secara langsung, tetapi saya bisa mengamati bagaimana perkembangan terkini ibukota melalui headline news media kenamaan nasional. Jangankan persoalan dengan skala besar, persoalan yang benar-benar-sangat sepele dan terkategori sebagai junk news pun saya yakin akan tetap dijadikan headline news oleh media-media nasional.. *Oleh : Muhammad L Aldi Bahan bakar minyak telah resmi naik pada sabtu (28/3) lalu. Pemerintah mengatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan penyesuaian terhadap harga minyak mentah dunia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang naik secara signifikan dari $ 45,3 per barel menjadi $ 53,76 per barel pada januari hingga maret lalu dan disebabkan oleh lemahnya nilai tukar rupiah dari asumsi semula Rp12.500 menjadi Rp13.021 per dolar pada 30 maret 2015 ini (kompas, 31/3/2015). Meskipun pemerintah hanya memutuskan menaikkan harga BBM jenis solar dan premium sebesarRp 500 per liter, namun kontroversi pasca kebijakan ini terus menuai polemik di masyarakat. |
Muhmd Aldi
Tukang komentar. khususnya seputar hukum, politik dan kebijakan publik. Merupakan pria keturunan asli Minangkabau. Archives
September 2021
CategoriesAll Catatan Kritis Fakultas Hukum UNS Gerakan Mahasiswa Hukum Hukum Tata Negara Internasional Kegiatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum Manifestasi Manifesto Politik Opini Pribadi Penegakan Hukum Politik Universitas Sebelas Maret |