21/3/2015 6 Comments "Ah, Yakin BEM FH UNS Bisa Aksi ?" *oleh Muhammad Aldi "hidup mahasiswa!!” begitu kira-kira pekikan lantang salah seorang orator memecahkan kegaduhan bunyi lalu lalang kendaraan di boulevard kampus. Jumat itu (20/3/2015), kebetulan saya sedang melintas melalui boulevard kampus. Saya melihat ada segerombolan mahasiswa sedang melakukan aksi. Mereka membawa MMT yang sekelebat saya baca terdapat kata “jokowi” dan “pulang kampung”. Seketika saya pun teringat jarkom via media sosial beberapa hari sebelumnya, bahwa pasca pelantikan pengurus BEM UNS, akan ada aksi mengkritisi kebijakan jokowi sekaligus deklarasi poros aksi mahasiswa (Porsima) oleh BEM se-UNS. Porsima sendiri, selain merupakan nama populer sekretariat dari BEM UNS, juga kebetulan merupakan nama kabinet dari BEM UNS 2015. Sebetulnya didalam pelantikan tersebut saya ingin hadir. Namun, sayang sekali, saya tidak dapat hadir dikarenakan ada kewajiban mempersiapkan “masa depan” di tempat lain yang tidak bisa saya tinggalkan.
6 Comments
Jika anda kira tulisan ini membahas mengenai definisi reksa dana, definisi prasarana dan definisi graha UKM berarti anda salah! Tulisan ini murni saya maksudkan untuk menjelaskan lebih detail rasa penasaran saya belakangan ini mengenai pembangunan-pembangunan di FH UNS yang secara ‘mendadak’ ada. Semua ini berawal dari obrolan ringan saya bersama pak gunawan (kepala sub bagian pendidikan) dan pak daryono (kepala bagian tata usaha) di mushola pasca sholat dzuhur siang tadi (18/3/2015). Awalnya saya hanya bermaksud bertanya terkait ruangan layanan reksa dana yang tiba-tiba muncul di depan gedung 2 tepatnya disudut gedung dua samping mushola/gedung BEM. Namun, obrolan pun meluas hingga membicarakan prasarana beserta adanya wacara pembangunan graha UKM di kantin/sekitarnya oleh alumni FH UNS, Widyopramono. Siapa widyopramono tersebut? Ia adalah Staf Ahli Jaksa Agung Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan RI. Mengenai widyopramono ini, di satu sisi, saya berfikir, Entah ada agenda apa ia menginginkan untuk membuat graha UKM. Entah karena ‘desakan’ tertentu dari pihak fakultas, pat gulipat/ kongkalikong, ‘permainan’ kah, atau apa saya pun jujur belum tahu apa motifnya. *Oleh Muhammad L Aldi Di banyak negara di seluruh dunia, Ikhwal pendanaan partai politik memang menjadi suatu fenomena tersendiri. Di semua negara terlepas dari negara maju atau negara berkembang yang menganut sistem demokrasi pasti terlibat dengan dilematis pelaksanaan praktek tersebut. Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa alih-alih ditujukan demi demokrasi, urusan pendanaan partai politik justru tidak terkendali, jauh dari kesan transparan dan cenderung tertutup dari pengawasan publik yang meliputi masyarakat, lembaga sipil dan media massa. Pengaruh uang dalam arena politik memang tidak dapat terbantahkan. Bak sebuah dua sisi mata koin, finansial dan partai politik memang tak terpisahkan. Mahalnya biaya operasional yang dikeluarkan oleh mesin partai politik memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Didalam musim kampanye misalnya, partai politik pasti membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk membiayai berbagai kebutuhannya sebagai bagian dari sebuah pesta demokrasi. Partai politik membutuhkan sumber dana yang besar agar mesin itu bisa berfungsi secara maksimal dalam mendulang suara pemilih. Proses politik seperti itu pada praktiknya memang membutuhkan biaya/ongkos yang sangat mahal. 13/3/2015 0 Comments Puncak Acara Dies Natalis, UNS Anugerahkan Gelar Doktor Honoris Causa ke Chairul Tanjung Sebagai acara puncak dari serangkaian kegiatan Dies Natalis ke 39 Universitas Sebelas Maret (UNS) yang telah diselenggarakan sejak jumat (6/03), UNS menganugerahkan UNS Award kepada 11 alumni berprestasi dan 34 dosen yang telah lulus program doktoral di dalam dan luar negeri lulusan tahun 2015 melalui sidang senat terbuka Dies Natalis ke-39 UNS pada rabu, (11/03). Kita sadar, sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, skripsi merupakan tugas terpenting dari segala tugas selama kita menyandang status sebagai agent of change. Umumnya untuk pengerjaan sebuah skripsi, mahasiswa tingkat akhir seperti kita rela menghabiskan sebagian waktu, tenaga, pikiran serta materi yang tidak sedikit. Berlembar-lembar kertas kosong itu kita lukiskan dengan goresan tinta ilmu pengetahuan kita selama berkuliah demi mendapatkan sebuah gelar mahkota yang biasa kita sebut gelar sarjana. Ya, itulah skripsi. Keberadaannya tentu tidak dapat terpisahkan dari seorang mahasiswa.
|
Muhmd Aldi
Tukang komentar. khususnya seputar hukum, politik dan kebijakan publik. Merupakan pria keturunan asli Minangkabau. Archives
September 2021
CategoriesAll Catatan Kritis Fakultas Hukum UNS Gerakan Mahasiswa Hukum Hukum Tata Negara Internasional Kegiatan Keluarga Mahasiswa Fakultas Hukum Manifestasi Manifesto Politik Opini Pribadi Penegakan Hukum Politik Universitas Sebelas Maret |